Meski
terdengar 'sinting', Santos optimistis jika robot seks nantinya bisa
memiliki kemampuan reproduksi yang sama dengan manusia.
Bahkan,
ia tengah mengembangkan teknologi kecerdasan buatan khusus untuk robot
seks besutannya, Samantha. Untuk uji coba, Santos mengaku siap untuk
berhubungan dengan Samantha agar robot tersebut bisa memiliki keturunan.
Secara
mekanisme, Santos mengungkap cara kerjanya tidak sulit. Dengan 'otak'
kecerdasan buatan dan gen khusus yang disuntik ke Samantha, robot akan
memiliki kemampuan untuk menerima 'perasaan' dan emosi dari pasangan
manusianya.
Pencipta robot seks Sergi Santos mengungkap prediksi yang mengejutkan.
Pria asal Spanyol tersebut berkata, robot seks kemungkinan bisa memiliki
keturunan karena kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence).
"Tak perlu (hubungan) seks sebetulnya. Nanti si pasangan manusia akan menggunakan alat khusus yang akan 'menyampaikan' pikirannya kepada si robot. Nah, algoritma yang ada di robot seks ini akan mengolah pola pikir pasangan dan langsung menciptakan keturunan," ujar Santos sebagaimana dilansirThe Independent, Kamis (26/10/2017).
"Algoritma mengirim data dan anak dari robot seks ini akan dicetak secara 3D. Ya, dengan printer 3D. Anak robot akan dicetak dari printer 3D," lanjutnya menerangkan.
Rencana Santos memang terdengar mustahil. Banyak yang beranggapan, memiliki keturunan dari sebuah robot tentu akan merusak keberadaan umat manusia. Namun, ada yang beranggapan robot seks justru bisa menjadi solusi untuk menyembuhkan depresi.
Samantha sendiri adalah robot yang sudah dijual seharga Rp 48 jutaan. Layaknya manusia, Samantha bisa berpikir cerdas dan memiliki fisik cantik dan seksi.
Selain Samantha, Santos juga menciptakan robot seks dengan karakteristik lain. Ia dilaporkan berhasil menjual 15 robot seks sejenis, mungkin karena tren industri boneka seks yang sedang merebak di Eropa saat ini.
Sebut saja Fanny, robot seks di rumah bordil Kontakthof di Wina. Ia menjadi robot seks yang paling banyak diperbincangkan. Fanny bahkan menjadi lebih terkenal daripada manusia pekerja seks komersial di sana.
Pada Agustus 2017, Profesor Noel Sharkey dari Sheffield University menjelaskan kepada Daily Mail, "Kita sudah melihat boneka-boneka dipakai dalam industri hiburan dewasa dan bisa diduga robot-robot akan bergabung segera."
Beberapa pemilik rumah bordil bahkan memutuskan untuk menambah boneka dalam jenis layanan yang ditawarkan.
Peter Laskaris, seorang pemilik rumah bordil di Wina, berbagi kiat yang menurutnya bisa ditiru rumah-rumah bordil lain. Walaupun mahal, robot seks sedang menjadi "fetish seks yang sedang tren."
Artikel keren lainnya: